Tugas tentara adalah berjuang hidup mati untuk menyelamatkan negeri dan rakyat negeri ini.
dah langsung aja inilah kekomplitan senjata tentara indonesia yang dimiliki indonesia
1. Glock
Pistol Glock adalah pistol terbaik yang pernah dibuat di dunia dan juga paling banyak terjual… banyak agen – agen penegak hukum dan militer di dunia yang memakainya termasuk Indonesia… dan semuanya puas dengan pistol ini…. bentuknya yang stylish tidak mengurangi keakuratan, kecepatan dan kekuatan pistol ini… dan ada yang lebih istimewa dari pistol ini… karena komponen besi dalam pistol ini hanya 30 % selebihnya berbahan dasar polymer atau plastik keras… jadi ringan sekali, lebih ringan 86% dari besi…. dan satu … lagi pistol ini juga mempunyai keamanan yang baik sehingga jarang terjadi “salah ledak” kalau kita mengikuti prosedur standar.
Glock merupakan nama dari jenis – jenis pistol yang di produksi pabrik Glock GmbH dari Deutsch Wagram, didirikan tahun 1963 oleh seorang insinyur bernama Gaston Glock.
SEJARAH
Pada bulan mei 1980, perusahaan ini mendapat undangan untuk bersaing mendapat kontrak dari pemerintah Austria untuk menyuplai Militer Austria dengan senjata pistol baru menggantikan pistol ex perang dunia ke II yaitu pistol Walther P38, beberapa sampel dari beberapa perusahaan diberikan dan setelah menjalani beberapa test kekuatan, perusahaan ini memenangkan tender dengan model glock 17 nya. Dan masuk sebagai pistol standar Militer Austria pada tahun 1982 dengan nama P80 (pistole 80). Beberapa saat kemudian dipakai juga oleh angkatan bersenjata Belanda, Norwegia dan Swedia. Glock 17 terus dikembangkan dengan beberapa modifikasi dan beberapa alternatik kaliber dan beberapa variasi dimensi dan berat namun tetap mengacu pada bentuk dasar. Pistol Glock mendapatkan sukses penjualan yang luar biasa, pada tahun 1992 tercatat kurang lebih 350 ribu pistol di 45 negara dan sekitar 200 ribu di Amerika Serikat sendiri. Di Indonesia berdasarkan data yang memakainya ialah Kopassus TNI AD, PasKhas TNI AU, Korps Brimob Polri dan Detasemen 88 Polri
2. Steyr AUG
AUG adalah salah satu senapan pertama yang menggunalan desain bullpup, yang membuatnya 25% lebih pendek dari senapan lain yang panjang larasnya sama, tanpa mengorbankan performa dan akurasi. Sebagian besar varian AUG dilengkapi dengan bidikan teleskopik 1.5x yang terintegrasi. AUG dianggap memiliki desain ergonomis yang modern. Fitur lain misalnya kemampuan dipakai oleh penembak tangan kanan maupun kidal, dan penggunaan bahan-bahan plastik transparan.
Laras Steyr AUG bisa ditukar-tukar dengan mudah, misalnya ke laras karabin atau ke laras lebih panjang. Bahkan AUG memiliki perangkat modifikasi yang bisa merubahnya menjadi senapan submesin. Varian lain, seperti varian senapan mesin ringan yang memiliki laras lebih berat, tak bisa dimodifikasi dan sudah diatur dari pabrik.
spesifikasi:
Tipe Senapan serbu
Negara asal Austria
Sejarah pemakaian
Digunakan 1978–sekarang
Pemakai Austria, Australia, Timor Timur,
Irlandia, Indonesia, Luxembourg,
Malaysia, Oman, Pakistan, Filipina,
Selandia Baru, Arab Saudi, Tunisia,
Amerika Serikat, Inggris
Perang Timor Timur, Afghanistan, Irak
Sejarah produksi
Tahun 1977
Produsen Steyr Mannlicher
Diproduksi 1978—
Varian Lihat Varian
Spesifikasi
Berat 3,6 kg (kosong)
Panjang 790 mm
Panjang laras 508 mm
Peluru 5.56 x 45 mm NATO,
9 x 19 mm (AUG SMG)
Mekanisme Operasi gas, bolt berputar
Kec. tembak 650 butir/menit
Kec. peluru 992 m/s
Jarak efektif 450–500 m
Pengisian Magazen 30 atau 42-butir
Sejarah
Steyr AUG adalah rangkaian senapan yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh perusahaan senjata Austria Steyr Mannlicher. AUG adalah singkatan dari Armee Universal Gewehr, yang berarti "Senapan Tentara Universal". Nama Steyr AUG sendiri lebih sering digunakan untuk menyebut versi yang spesifik, yaitu varian senapan serbu bullpup kaliber 5.56 mm NATO, dengan warna hijau dan teleskop yang terintegrasi. Senapan ini sebenarnya telah memiliki banyak varian, mulai dari senapan submesin, senapan penembak jitu, sampai senapan mesin ringan. Senapan ini telah diadopsi menjadi senapan utama angkatan bersenjata Austria, Australia, Selandia Baru, Luxembourg, Irlandia, dan juga sempat dipakai oleh Malaysia. Tentara Indonesia juga menggunakan Steyr AUG
Varian AUG
* Steyr AUG A1 — Versi standar yang diperkenalkan pada tahun 1977. Awalnya hanya berwarna hijau dengan laras 20 inci.
* Steyr AUG A2 — Serupa dengan A2, tetapi alat bidiknya bisa dicopot dan diganti dengan picatinny rail.
* Steyr AUG A3 — Sudah banyak dimodifikasi. Memiliki picatinny rail yang terintegrasi pada bagian atas dan samping. Menggunakan peluru 6.8 mm Remington SPC.
* Steyr AUG P— AUG A1 dengan laras lebih pendek.
* Steyr AUG P Special receiver— AUG P dengan picatinny rail.
* Steyr AUG 9 mm (AUG SMG/AUG Para)— AUG yang dimodifikasi untuk menggunakan peluru 9 x 19 mm.
* Steyr AUG M203 — AUG dimodifikasi untuk menggunakan pelontar granat M203.
* Steyr AUG LSW (Light Support Weapon) — AUG sebagai senjata pendukung ringan.
* Steyr AUG HBAR (Heavy-Barreled Automatic Rifle) — AUG dengan laras lebih panjang dan berat, bolt tertutup, sebagai senapan mesin ringan.
* Steyr AUG LMG (Light Machine Gun)— Berdasarkan AUG HBAR, tapi dengan bolt terbuka, dan alat bidik 4X bukan 1,5x seperti AUG biasa.
* Stey AUG LMG–T— Sama dengan LMG, tapi dengan picatinny rail.
* Steyr AUG HBAR–T— Senapan penembak jitu berdasarkan HBAR.
* Steyr AUG Z— AUG A2 versi semi-otomatis untuk pasar sipil.
* Steyr USR— AUG A2 yang disesuaikan untuk pasar sipil Amerika Serikat.
* F88 Austeyr — AUG yang dimodifikasi untuk Australia.
3. SS-1,SS-2
SS1 V1
Nama pendek dari Senapan Serbu 1 berarti serangan senjata, sebagian besar digunakan oleh TNI (Angkatan Darat) dan POLRI (Polisi). Dihasilkan oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan lisensi senjata FN FNC dari Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO. Berat kosong 4,01 kg. Panjang 997mm
Api Kecepatan 700bulet/minute dengan 710m / s. Jarak 450meter, majalah 30 peluru.
SS2
Keluarga yang senapan SS2 (dari Indonesia "Senapan Serbu 2" - Assault Rifle 2) diproduksi di Indonesia oleh PT Pindad pabrik dan didasarkan pada SS1 (FN FNC) senapan, dibuat oleh pabrik yang sama di bawah lisensi dari FN Belgia Herstal perusahaan. Senapan SS2 sedang digunakan oleh tentara Indonesia sejak tahun 2005, dan juga ditawarkan untuk ekspor.
4. Galil
Ini senjata yang sering muncul atau sering dipakai oleh TNI-AD . Menurut sumber yang saya ketahui, senjata ini diproduksi oleh IMI(Israel Military Industries) .Konon senjata yang dipakai sejak tahun 1996 ini senjata yang sudah sangat uzur a.k.a tua . Akurasi tembak senjata ini masih kurang baik
5. Gatling Lodaya
Senapan mesin berat (SMB) system Gatling bernama "Gatling Lodaya" ini dibuat oleh Litbang Kopassus berdasarkan modifikasi senjata SMR Minimi 5,56 mm dan GPMG 7,62 mm, dengan sedikit modifikasi dan penambahan jumlah laras dengan metode revolver jadilah mini Gatling Lodaya dengan biaya pembuatan per unit antara 5 s/d 7 juta rupiah.
Kapal perang RI tidak saja digunakan untuk menjaga kedaulatan hukum Indonesia di laut dari berbagai ancaman, tantangan, dan hambatan baik yang datang dari luar, maupun yang datang dari dalam negeri. Kapal perang TNI-AL juga digunakan sebagai alat untuk memotivasi generasi Indonesia, agar mencintai bahari dan negeri kepulauan ini.
1. Kapal Perusak Kawal Berpeluru Kendali atau Kapal Perusak Roket (PKR) diantaranya :
KRI Mahalayati
KRI Fatahilah
Persenjataan
KRI Fatahilah dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
- 4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 Km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
- 1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120mm (4.7 inchi) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 Km dengan sistem pemandu tembkan Signaal WM28.
- 3. 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
- 12 torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
- Mortir anti kapal selam Bofors ASR 375mm laras ganda.
KRI Nala 363
Berat : 1.450 ton
Panjang: 83,85 ms (275.10 kaki)
Lebar: 11,10 ms (36.42 kaki)
Draft: 3,30 ms (10.83 kaki)
Tenaga penggerak: 2 shaft, masing-masing 8.000 bhp
Kecepatan: 21 knot
Awak kapal: 82 orang
2. Kapal Perusak Kawal (PK)
Dirancang untuk mengawal iring-iringan kapal angkut dari serangan kapal selam.
KRI Martadinata 342
KRI Samadikun 341
KRI Ngurah Rai
KRI Mongonsidi
3. Kapal Cepat Roket (KCR)
KRI Rencong 622
KRI Badik 623
4. Kapal Cepat Torpedo (KCT)
Dilengakpi dengan sonar dan torpedo. Digunakan untuk menghancurkan kapal selam lawan.
KRI Singa 651
5. Kapal Buru Ranjau (BR)
Kapal ini Dirancang untuk mencari/memburu dan menghancurkan rajnau laut yang dipasang oleh lawan. Dilengkapi dengan sonar yang diletakkan pada kapal selam mini tanpa awak. Kapal selam mini tersebut dikendalikan dari kapal.
KRI Pulau Rupat 712
6. Kapal Angkut Tank (AT) atau Landing Ship Tank (LST)
Dirancang untuk mengangkut tank dan panser amphibi.
Kri Teluk Langsa 501
7. Kapal Latih.
Kapal ini digunakan untuk melatih siswa atau taruna.
KRI Dewaruci, yang merupakan kapal layar bermesin. Mesin digunakan apabila tidak ada angin bertiup.
Kapal KRI Dewaruci mempunyai ukuran panjang 42 m, lebar 10 m dan bobot 810 ton.
Fasilitas Perbaikan kapal atau yang biasa di kenal dengan Docking seperti halnya docking Kota Raja yang dimiliki TNI AL, merupakan fasilitas dibawah langsung oleh Komando Pemeliharaan Material (Koaharmat) yang bertugas menyelenggarakan perbaikan Kapal-kapal Perang agar selalu siap operasional
KRI Sultan Hasanuddin 366
KRI Hasanuddin (KRI HSN-366), salah satu kapal korvet jenis Sigma terbaru yang dimiliki Angkatan Laut. Kapal ini memiliki 2 fungsi yakni fungsi militer dan fungsi nasional. Fungsi militer adalah untuk menghadapi pesawat terbang musuh (anti-air warfare / AAW), untuk menghadapi kapal permukaan (anti-surface warfare / ASuW), dan melancarkan perang elektronik (electronic warfare / EW) yaitu dengan cara mangacaukan radar musuh. Fungsi nasional antara lain patroli dan pengintaian di laut, perlindungan dan penjagaan sumber daya alam, dan pencarian dan penyelamatan di laut.
Ini adalah kapal yang keren menurun gue gan
KRI Nuku 873
Kapal ini didesain untuk melawan kapal selam di perairan dangkal.
Nama Nuku diambil dari pahlawan kemerdekaan Muhamad Amiruddin alias Nuku adalah putra Sultan Jamaluddin (1757 – 1779) dari kerajaan Tidore. Pada tanggal 13 April 1779, dinobatkan sebagai Sultan Tidore dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan”. Nuku juga dijuluki sebagai “Jou Barakati” artinya Panglima Perang. Dalam zaman pemerintahan Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang luas yang meliputi Pulau Tidore, Halmahera Tengah, pantai Barat dan bagian Utara Irian Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan tanah airnya dan membela kebenaran.
Klasifikasi: Korvet Antikapal Selam
Produsen: Galangan Kapal Zelenodol'sk, Kazan, Jerman
Tahun: 1981
Bekas: Jerman Timur
Nama "Asli": Warent 224
Dibeli: Maret 1992
Dipermak: PT PAL Surabaya
Pangkalan: Armada Timur TNI AL
Kecepatan jelajah maksimal: 25 knot
Jangkauan jelajah optimal: 950 mil
(kecepatan 12 knot)
Jumlah awak: 60
Senjata:
- Dua unit antikapal selam RBU 6000 (2 x 12 laras)
- Empat tabung torpedo kaliber 406 mm dan 2 rak
bom laut B1
- Satu unit meriam laras ganda AK-257 kaliber 57 mm
- Satu unit meriam laras ganda AK-230 kaliber 30 mm,
2 terminal rudal AS-N-5
Perangkat Elektronik:
- Radar penjejak jenis Sturt Curve dan TSR 333
- Radar kendali penembakan Muff Cob
- Sonar lambung frekuensi sedang dan sonar
rendam frekuensi tinggi
- ECM 2 unit Watch Dog dan 2 unit Chaff PK 16
(2 x 16 laras)
KRI Cakra 401
merupakan kapal pertama dalam jenis Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Cakra dalam jajaran TNI AL.
KRI Nanggala 402
merupakan kapal kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL. Kapal pertama merupakan salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang di-scrap tahun 1970-an.
KRI Nanggala dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981. Merupakan kapal selam type 209/1300 yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut sedunia. Mempunyai motto Tabah Sampai Akhir.
KRI Nanggala termasuk dalam armada pemukul Angkatan Laut Republik Indonesia. Kapal lain dalam kelas Cakra adalah KRI Cakra 401. KRI Nanggala mengambil nama dari senjata pewayangan.
KRI Nanggala memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot. Diawaki oleh 34 pelaut.
Persenjataan
• Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Nanggala dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung.
• Sensor dan elektronis
KRI Nanggala mempunyai sonar dari jenis CSU-3-2 suite.
Operasi
• KRI Nanggala terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-US Navy, CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei - 3 Juni 2002. CARAT (Coorperation Afloat Readiness and Training) adalah bantuan latihan militer Amerika terhadap militer negara sahabat di Asia Tenggara. Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, Selat Bali dan Situbondo.
• Dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia, tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004, KRI Naggala berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942 dengan torpedo SUT.
AMX-13 VCI - Tank Angkut Personil
Walau berwujud alutsista tua, sekiranya kita boleh sedikit bangga bahwa negeri ini punya tank APC (armored personel carrier) dalam jumlah besar, yakni 200 unit. APC yang dimaksud adalah tank angkut personel AMX-13 VCI (Véhicule de Combat d’Infanterie). Dari segi usia, AMX-13 VCI sudah cukup buyut, yakni dibeli Indonesia pada tahun 60an, di impor bersama AMX-13 versi kanon untuk kampanye operasi Trikora.
Biar sudah tua, TNI-AD masih mengoperasikan tank ini secara penuh pada unit batalion kavaleri serbu, baik Kostrad dan Kodam. Untuk menunjang operasional, tank ini sudah mengalami retrofit pada mesin, sistem suspensi dan pendingin. Secara terbatas TNI-AD mulai mengganti peran tank ini pada jenis Stormer buatan Alvis. AMX-13 VCI punya banyak varian, mulai dari ambulance, pembawa rudal anti serangan udara sampai pembawa radar mobile.
TNI-AD sendiri memiliki 200 unit versi AMX-13 VCI M, dengan senjata andalan senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Untuk menunjang mobilitas jarak jauh, tank ini biasanya diangkut menggunakan truk Bedford buatan Inggris. Selain Indonesia, negara lain yang mengoperasikan yakni Prancis, Argentina, Belanda dan Israel. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi
Tipe : Tank APC kelas ringan
Negara pembuat : Prancis
Berat : 15 ton
Panjang : 5,7 meter
Lebar : 2,67 meter
Tinggi : 2,41 meter
Awak : 3 orang + 10 personel
Mesin : SOFAM Model 8Gxb 8-cyl. water-cooled petrol
Suspensi : Torsion Bar
Jarak Tempuh : 350 km
Kecepatan : 60 km per jam
AMX-13
Sepanjang sejarah, TNI-AD memang belum permah memiliki satuan tank sekelas MBT (main battle tank), atau disebut juga tank kelas berat, seperti tipe M1 Abrams, Leoprad atau Merkava yang kondang di beragam medan tempur. Tapi jangan berkecil hati, walau tak punya MBT, angkatan darat kita punya tank utama, yakni AMX-13 buatan Perancis. Meski dari segi usia tank ini sudah sepuh, karena dibuat antara tahun 50 – 60an, AMX-13 masih eksis digunakan satuan kavaleri TNI-AD sampai saat ini. Disebut tank utama karena jumlah AMX-13 cukup banyak, inilah tipe tank terbanyak yang dimiliki TNI-AD, menurut situs wikipedia TNI-AD mempunyai 275 unit AMX-13 versi kanon.
Ada banyak ragam varian AMX-13, sebut saja mulai dari versi kanon dengan beragam kaliber, versi angkut personel, versi artileri, versi tank jembatan dan versi anti serangan udara. TNI-AD diketahui memiliki tiga tipe, yakni versi kanon, versi angkut personel dan versi artileri 105 mm. Dalam artikel ini, kita fokus dahulu pada versi kanon. Tipe ini bisa dibilang menjadi ikon kavaleri TNI-AD lebih dari tiga dasawarsa, karena saking tuanya beberapa ada yang sudah menjadi monumen di beberapa museum. Tapi yang masih aktif operasional telah dilakukan program retrofit, seperti mengganti mesin dari tipe bensin ke diesel dan penggantian sistem suspensi agar lebih nyaman digunakan. Dengan upgrade ke mesin diesel, konsumsi bahan bakar bisa ditekan dan jarak tempuh bisa ditingkatkan.
Ketimbang tank tempur modern TNI-AD saat ini, seperti Scorpion buatan Alvis – Inggris. AMX-13 lebih punya pengalaman tempur luas. Kiprah AMX-13 paling mencolok saat perang Arab –Israel, dimana tank ini menjadi alutsista AD Israel di saat itu (periode tahun 60 – 70an). Lalu AMX-13 ikut juga dalam perang India – Pakistan dan terakhir turut ikut dalam kancah perang Malvinas. Jasa AMX-13 juga ada dalam operasi di Tanah Air, contoh yang paling nyata keterlibatan aksi AMX-13 dalam operasi Seroja di Timor Timur. AMX-13 mulai berdatangan pada tahun 1962 dalam rangka misi operasi Trikora.
Dari segi rancangan dan bobotnya, AMX-13 termasuk dalam kelas tank ringan yang desain nya mulai dilakukan pada tahun 1946. AMX-13 sendiri sudah diproduksi dalam jumlah total 7700 unit selama periode tahun 1952 – 1987. Beberapa negara pengguna AMX-13 sampai saat ini terus menggunakan tank lawas ini, tentu dengan beragam peningkatan kemampuan persenjataan dan performa. Di ASEAN, Singapura juga mempunyai armada tank ini, tapi sayang jumlah AMX-13 Singapura jauh lebih banyak, ketimbang milik Indonesia, yakni 350 unit.
Spesifikasi AMX-13
Tipe : tank ringan
Produsen : Atelier de Construction d’Issy-les-Moulineaux
Berat kosong : 13.7 ton
Berat tempur : 14.5 ton
Panjang : 6.35 meter
Lebar : 2.51 meter
Tinggi : 2.35 meter
Awak : 3 orang (komandan, penembak dan pengemudi)
Senjata
Kanon : 75 mm / 90 mm / 105 mm – 75 mm dengan 32 amunisi.
Senapan mesin : kaliber 7,62 mm dengan 3600 peluru
Mesin : SOFAM Model 8Gxb 8-cyl. water-cooled petrol
250 hp (190 kW) – kini sudah dilakukan upgrade dengan mesin diesel buatan Detroit.
Suspensi : torsi bar
Jarak tempuh : 400 km
Kecepatan : 60 km per jam
PT-76
Kelahiran PT-76
PT-76 pertama kali diperkenalkan kepada publik dan diproduksi secara massal oleh Uni Soviet sejak tahun 1954. Desain dasarnya sebenarnya telah dirancang sejak pertengahan Perang Dunia II. Kendaraan lapis baja berawak 3 orang ini berfungsi utama sebagai kendaraan intai tempur di jajaran AB Uni Soviet dan 23 negara lainnya. Kondisi geografis Uni Soviet serta Eropa bagian tengah dan timur yang banyak memiliki rawa-rawa, danau dan sungai besar mendasari pembuatan tank amfibi ini.
Persenjataan Yang Dimiliki
Tank PT-76 secara standard dipersenjatai dengan 2 jenis senjata, yaitu sepucuk meriam berkecepatan rendah jenis D-56TM kaliber 76,2 mm dan sepucuk senapan mesin koaksial jenis SG-43 kaliber 7,62 mm. Sebagai tambahan, PT-76 juga dapat diperlengkapi dengan sepucuk senapan mesin penangkis serangan udara jenis DShK kaliber 12,7 mm yang ditempatkan di kubah yang memiliki sistem penggerak ganda, yaitu manual dan elektrik, yang mampu berputar penuh 360 derajat dalam tempo 20 detik. Meriam D-56TM memiliki panjang laras 3,315 m dan mampu menembak beruntun sebanyak 40 kali dengan kecepatan antara 8 hingga 15 tembakan per menit serta memiliki daya jangkau tembakan hingga 4 km.
Pada penembakan tunggal, meriam jenis ini mampu menjangkau jarak sejauh 12,8 km. Meriam ini memiliki sudut dongak tertinggi hingga 40 derajat dan sudut terendah saat menunduk adalah 4 derajat. PT-76 mengangkut amunisi meriam sebanyak 40 butir campuran yang terdiri atas amunisi jenis HE (high Explosive), HEAT (High Explosive Anti Tank) dan HVAP (High Velocity Armour Piercing). Sementara itu senapan mesin koaksialnya yang berbobot 13,8 kg dibekali 1000 butir peluru dan tersimpan dalam 4 magasen. Senapan mesin SG-43 mampu menembak secara beruntun 350 tembakan per menit dengan jarak efektif 2 hingga 2,5 km. Senapan mesin ini terletak di sebelah kanan meriam. Kemudian sebagai pertahanan diri para awak PT-76 juga dibekali dengan 18 buah granat tangan. Khusus pada tugas-tugas operasional di malam hari, awak senapan mesin ditunjang dengan teropong bidik jenis TSK 66.
V-150
Jumlah total V-150 yang dimiliki TNI AD mencapai 200 unit. Dan secara langsung Indonesia menjadi pengguna V-150 terbanyak di dunia setelah Arab Saudi. Negara-negara tetangga ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura juga memiliki panser jenis ini.
Spesifikasi V-150 Commando
Weight : 9,888 kg.
Length : 5.69 m
Width : 2.26 m
Height : 2.54 m (turret roof), 1.98 m (hull top)
Crew : 3+2
Armor : classified
Primary armament : 1 x 20 mm, 1 x 7.62 mm Machinegun
Secondary armament : 2×6 40 mm Smoke Dischargers
Engine : V-504 V8 diesel turbo charged engine 202 bhp
Power/weight : 18.75 bhp/ton
Operational range : 643 km
Speed : 88 km/h (road), 5 km/h (water)
Commando Scout
Commando Scout dibuat dalam beberapa varian, seperti versi twin machine gun, commando pod, anti tank dengan rudal TOW dan anti tank dengan meriam recoil 106 mm. Indonesia sendiri memiliki versi twin machine gun dengan senapan mesin M60 kaliber 7,62 mm. Dalam sebuah misi tempur, Commando Scout mampu membawa 2200 butir peluru kaliber 7,62 mm.
Menurut informasi dari Jane’s Light Tanks and Armoured Cars, panser buatan Cadilage Cage ini hanya dimiliki oleh dua negara, yakni Indonesia yang memiliki 28 unit dan Mesir yang memiliki 112 unit.
Spesifikasi Commando Scout
Crew : 1 pengemudi dan 1 penembak
Konfigurasi : 4×4
Panjang : 5,01 meter
Lebar : 2,06 meter
Tinggi : 2,16 meter
Berat Tempur : 7,24 ton
Kapasitas Bahan Bakar : 378 liter
Kecepatan maksimum : 96 Km per jam
Jarak Tempuh : 1287 Km
Mesin : Cummins V6 Diesel 149 hp at 3300 Rpm
Step : 61 centimeter
Trench : 60 centimeter
Transmisi : 4 maju + 1 mundur
Radius putar : 7,925 meter
Sukhoi Su-30MK
spesifik
Su-27SK spesifikasi dasar
Mesin type 2 х AL-31F
Thrust, kgf 2 х 12.500
Panjang, m 21,9
Wing span, m 14,7
Tinggi, 5,9 m
Berat maksimum lepas landas, kg 33.000
Max payload, kg 8.000
Max kapasitas bahan bakar internal, 9.400 kg
Permukaan laut max speed, km / h 1400
Max bilangan Mach 2,15
Layanan langit-langit, m 17.750
Max g-load 9
Penerbangan rentang di ketinggian jelajah, km: 3.530
Jalankan dengan normal takeoff weight, m 450
Roll dengan parasut hambatan dikerahkan,
OV-10F Bronco
Jumlah Bronco yang dimiliki TNI-AU total ada 16 unit.
Spesifikasi OV-10F Bronco
Produsen : North American, Rockwell Internationa
Kru : 2
Lebar sayap : 12,9 meter
Tinggi : 4,62 meter
Berat kosong : 3,127 Kg
Berat Max Take off : 6,522 Kg
Mesin : 2 x Garret T76 G-410/412 turboprop, 715 hp (533 kW) each
Kecepatan Max : 452 Km / jam
Jarak Tempuh : 358 Km
Hawk MK-53, Hawk 100/200
Dimensi
Overall Length 11.35 m.
Lebar sayap dengan Missiles 9.94m
Overall Height 3.98m
Bobot:
Dasar Berat Kosong 4.450 kg
Desain Maksimum Take-Off Weight 9.100 kg
Fuel Capacity:
Tank internal 1.655 l
Eksternal Tank, maksimum 1.182 l
Kinerja:
Maximum Dive Speed Mach 1,2
Tingkat Kecepatan maksimum 1.000 km / h
Service Ceiling 13.716 m
Payload maksimum 3.000 kg
F-16 Fighting Falcon , F-5 Northrop Tiger
CN 235
CN-235,pesawat berbadan gendut ini adalah hasil kerjasama PT.Dirgantara Indonesia dan CASA Spanyol.Pesawat ini biasanya digunakan untuk penjaga pantai,angkut logistik,angkut pasukan,dan angkut penumpang VIP.Tapi jangan salah,walaupun ini termasuk jenis pesawat angkut,namun dipersenjatai dengan roket,misil jenis Exocet,dan senapan mesin kaliber 30-mm.Pesawat ini berat kosongnya 8.800 kg dengan berat maksimal take off 16.500 kg.Kekuatan utama pesawat ini ada pada 2 mesin General Electric CT7-9C.
Expor CN 235
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) akan mengirimkan empat pesawat CN-235 surveilance pesanan Korea Selatan (Korsel) senilai 100 juta dolar AS pada 2010.
"Kita akan mulai deliver pada 2010, order Korea berupa empat pesawat CB-235 surveilance," kata VP Marketing and Sales Aircraft Integration PTDI, Arie Wibowo, di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, Korea merupakan salah satu negara pemesan CN-235 dengan total order untuk empat pesawat tersebut senilai 100 juta dolar AS.
Exocet
Dari beragam rudal (peluru kendali) yang dimiliki TNI-AL, boleh dibilang Exocet adalah jenis yang paling populer, selain tipe rudal Harpoon, Mistral dan C-802. Pasalnya Exocet telah memperkuat TNI-AL cukup lama, yakni sejak awal tahun 80-an Rudal buatan Prancis ini mulai memperkuat jajaran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI-AL bersamaan kehadiran frigat-frigat yang disiapkan guna mengusung Exocet sebagai senjata utama anti kapal permukaan.
TNI-AL memiliki dua tipe Exocet, yakni MM38 dan MM 40. MM 38 adalah generasi pertama yang diterima TNI-AL, dan saat ini setidaknya ada delapan KRI yang mengusung Exocet MM 38. Diantaranya adalah frigat KRI Fatahilah, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Nala. Sedang empat KRI lainnya berjenis Kapal Cepat Rudal buatan Korea, yakni KRI Rencong, KRI Mandau, KRI Badik dan KRI Keris. Setiap kapal pengusung, membawa empat buah rudal yang memiliki kecepatan sub sonic.
Dilihat dari usianya, versi MM 38 kini sudah tergolong usang. Untuk itu pihak pabrikan, MBDA (anak perusahaan Aerospatiale) menciptakan generasi lanjutan Exocet, yakni MM 40 blok 2. Jenis terbaru ini pun sudah dimiliki TNI-AL. Kapal pengusung MM 40 adalah empat jenis frigat yang baru dibeli dari Belanda, yakni KRI Diponegoro, KRI Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Frans Kaisiepo. Setiap kapal membawa empat buah rudal MM 40.
MM 38 Exocet
dalam wadah container box
menjelang hantam target
Spesifikasi MM 38 Exocet
Mulai Beroperasi : 1979
Produsen : MBDA’s division Aérospatiale
Berat : 670 kilograms (1,500 lb)
Panjang : 4.7 metres (15 ft 5 in)
Diameter 34.8 centimetres (1 ft 1.7 in)
Berat Hulu ledak : 165 kilograms (360 lb)
Engine : solid propellant engine
Wingspan : 1.1 metres (3 ft 7 in)
Operational
Jangkauan : 70-180 kilometres (43-110 mi; 38-97 nmi)
Flight altitude : Sea-skimming
Kecepatan : 315 metres per detik (1,030 ft/s)
RBS-70
Kehadiran elemen artileri pertahanan udara (arhanud) mutlak diperlukan untuk melindungi obyek-obyek penting negara. Salah satu arsenal arhanud milik Indonesia adalah rudal RBS-70. Meski bukan produk baru, rudal ini masih jadi tulang punggung pertahanan udara, selain ada rudal Rapier dan Grom. Sampai saat ini RBS-70 dioperasikan oleh Batalyon Arhanud Kodam dan Kostrad. Sifatnya yang mobile, alias mudah dipindahkan dan dirakit membuat rudal buatan Bofors, Swedia ini banyak dipakai oleh militer di banyak negara. Untuk gelar operasinya, RBS-70 umumnya dipadukan dengan radar Giraffe.
RBS-70
radar Giraffe
Spesifikasi Bofors RBS-70 :
Tipe : 2 Tahap aras rendah
Panjang rudal : 1,32 meter
Panjang tabung rudal : 1,735 meter
Diamter tabung : 0,152 meter
Diameter rudal : 0,106 meter
Berat
Rudal tipe MK-1 : 24 kg
Rudal tipe MK-2 : 26,5 kg
Pengendalian : berkas sinar laser
Hulu ledak : MK-1, pecahan impact dan proximity fuze
Kecepatan : supersonik
Jarak Capai
MK-1 : 200 – 5000 meter
MK-2 : 200 – 7000 meter
Ketinggian
MK-1 : 3000 meter
MK-2 : 4000 meter
Alat bidik
Teleskop : monoculer
Pembesaran : 7x
Bidang panjang : 90
Tanki pendingin : 0,7 liter
Berat : 36 kg
Penyangga
Berat : 24 kg
Pengaturan kerataan : max 40
Waktu siap tempur : sekitar 30 detik
waktu isi ulang : sekitar 10 detik
waktu reaksi : sekitar 8,5 detik
Kemungkinan perkenaan : 70 – 90%
Batasan kerja
Azimuth : 3600
Elevasi : 100 s/d 450
Jumlah awak : 7 orang
Pabrik pembuat : Bofors – Swedia
Dari beragam rudal (peluru kendali) yang dimiliki TNI-AL, boleh dibilang Exocet adalah jenis yang paling populer, selain tipe rudal Harpoon, Mistral dan C-802. Pasalnya Exocet telah memperkuat TNI-AL cukup lama, yakni sejak awal tahun 80-an Rudal buatan Prancis ini mulai memperkuat jajaran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI-AL bersamaan kehadiran frigat-frigat yang disiapkan guna mengusung Exocet sebagai senjata utama anti kapal permukaan.
TNI-AL memiliki dua tipe Exocet, yakni MM38 dan MM 40. MM 38 adalah generasi pertama yang diterima TNI-AL, dan saat ini setidaknya ada delapan KRI yang mengusung Exocet MM 38. Diantaranya adalah frigat KRI Fatahilah, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Nala. Sedang empat KRI lainnya berjenis Kapal Cepat Rudal buatan Korea, yakni KRI Rencong, KRI Mandau, KRI Badik dan KRI Keris. Setiap kapal pengusung, membawa empat buah rudal yang memiliki kecepatan sub sonic.
Dilihat dari usianya, versi MM 38 kini sudah tergolong usang. Untuk itu pihak pabrikan, MBDA (anak perusahaan Aerospatiale) menciptakan generasi lanjutan Exocet, yakni MM 40 blok 2. Jenis terbaru ini pun sudah dimiliki TNI-AL. Kapal pengusung MM 40 adalah empat jenis frigat yang baru dibeli dari Belanda, yakni KRI Diponegoro, KRI Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda dan KRI Frans Kaisiepo. Setiap kapal membawa empat buah rudal MM 40.
MM 38 Exocet
dalam wadah container box
menjelang hantam target
Spesifikasi MM 38 Exocet
Mulai Beroperasi : 1979
Produsen : MBDA’s division Aérospatiale
Berat : 670 kilograms (1,500 lb)
Panjang : 4.7 metres (15 ft 5 in)
Diameter 34.8 centimetres (1 ft 1.7 in)
Berat Hulu ledak : 165 kilograms (360 lb)
Engine : solid propellant engine
Wingspan : 1.1 metres (3 ft 7 in)
Operational
Jangkauan : 70-180 kilometres (43-110 mi; 38-97 nmi)
Flight altitude : Sea-skimming
Kecepatan : 315 metres per detik (1,030 ft/s)
RBS-70
Kehadiran elemen artileri pertahanan udara (arhanud) mutlak diperlukan untuk melindungi obyek-obyek penting negara. Salah satu arsenal arhanud milik Indonesia adalah rudal RBS-70. Meski bukan produk baru, rudal ini masih jadi tulang punggung pertahanan udara, selain ada rudal Rapier dan Grom. Sampai saat ini RBS-70 dioperasikan oleh Batalyon Arhanud Kodam dan Kostrad. Sifatnya yang mobile, alias mudah dipindahkan dan dirakit membuat rudal buatan Bofors, Swedia ini banyak dipakai oleh militer di banyak negara. Untuk gelar operasinya, RBS-70 umumnya dipadukan dengan radar Giraffe.
RBS-70
radar Giraffe
Spesifikasi Bofors RBS-70 :
Tipe : 2 Tahap aras rendah
Panjang rudal : 1,32 meter
Panjang tabung rudal : 1,735 meter
Diamter tabung : 0,152 meter
Diameter rudal : 0,106 meter
Berat
Rudal tipe MK-1 : 24 kg
Rudal tipe MK-2 : 26,5 kg
Pengendalian : berkas sinar laser
Hulu ledak : MK-1, pecahan impact dan proximity fuze
Kecepatan : supersonik
Jarak Capai
MK-1 : 200 – 5000 meter
MK-2 : 200 – 7000 meter
Ketinggian
MK-1 : 3000 meter
MK-2 : 4000 meter
Alat bidik
Teleskop : monoculer
Pembesaran : 7x
Bidang panjang : 90
Tanki pendingin : 0,7 liter
Berat : 36 kg
Penyangga
Berat : 24 kg
Pengaturan kerataan : max 40
Waktu siap tempur : sekitar 30 detik
waktu isi ulang : sekitar 10 detik
waktu reaksi : sekitar 8,5 detik
Kemungkinan perkenaan : 70 – 90%
Batasan kerja
Azimuth : 3600
Elevasi : 100 s/d 450
Jumlah awak : 7 orang
Pabrik pembuat : Bofors – Swedia
Senjata yang boleh dibilang 'murah meriah'. Mungkin peribahasa 'Tak ada rotan akar pun jadi' seharusnya menjadi 'Tak ada rotan, bambu pun jadi'. Dipakai saat Indonesia tidak memiliki persenjataan yang cukup. Kenapa harus bambu runcing? Secara logika, pada jaman dahulu, jumlah pasukan penjajah bersenjata lengkap yang dikirim ke Indonesia hanya 1/4 dari total pejuang di Indonesia. Itu berarti 1 orang penjajah dirempuk sama 4 orang Indonesia. Kalau senjata-senjata modern banyak negara-negara lain yang pakai, siapa bilang bambu runcing tidak dipakai oleh negara-negara lain? Di dalam sejarah perang Vietnam, bambu bahkan digunakan sebagai ranjau dan senjata pendukung pertahanan. Di Vietnam, bambu runcing seperti ini disebut 'Punji'. Sekedar pengetahuan, kenapa bambu runcing bisa sangat mematikan, menurut sejarah, bambu runcing pada jaman dahulu, ujungnya biasanya dilumuri racun dari getah atau hewan. Di Vietnam agak berbeda dengan di Indonesia. Di Vietnam, ujung bambu runcing dilumuri (maaf) kotoran manusia. Hasilnya? Jangan main-main... Tentara Amerika yang kakinya tertancap punji, kakinya harus diamputasi karena mengalami infeksi fatal pada lukanya. Di Thailand, mereka punya bambu runcing multi-fungsi, mereka menyebutnya 'Bamboo Reed Dart', bisa dipakai untuk menusuk, sekaligus meniup panah beracun ke arah musuh. Secara ideologis, bambu mempunyai arti/ simbol "Perjuangan hingga titik darah penghabisan". Itulah kunci kenapa Indonesia pernah menjadi 'Macan Asia'. Sekedar tambahan, bambu juga bisa digunakan sebagai sarana survive. Rebung (tunas bambu) memiliki nutrisi yang sulit pudar dalam tubuh. Mereka yang tersesat dalam hutan dapat hidup bertahan lama (menunggu bantuan tim SAR) karena makan rebung ini, dan mengambil air yang tersangkut di dalamnya. Negara-negara di Asia cukup banyak yang menggunakan senjata ini, namun Indonesialah yang pertama.
0 komentar:
Posting Komentar